Perdebatan Soal Musik, Haramkah?
Berbagai komentar membanjiri akun Instagram ketika saya mengunggah foto penampilan musik religi yang saya nyanyikan bersama kawan-kawan Lesbumi. Foto tersebut saya unggah pasca penampilan saya di sore hari jelang Lailatul Qiro’ah pada 21 Ramadhan 1439 H di Taman Bungkul Kota Surabaya.
Dari berbagai komentar yang ada, ada satu komentar dari teman saya yang menyerang saya secara bertubi-tubi. Komentar tersebut menyerang saya dengan mengharamkan musik dengan menambahkan dalil tentang keharaman musik.
Lalu, apakah musik itu haram? Mari kita bahas satu persatu.
Musik merupakan bunyi yang dihasilkan dari berbagai alat yang dimainkan secara dinamis tanpa meninggalkan kaidah yang ada serta dimainkan dengan berbagi cara. Ada yang dimainkan secara dipukul, ada yang dimainkan secara gesek, ada yang dimainkan dengan tiupan hingga ada yang dimainkan dengan menekan tuts-tuts tertentu.
Sewaktu saya duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (setara SD), ada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang membahas tentang bunyi. Dalam pelajaran tersebut dijelaskan bahwa bunyi sesungguhnya dihasilkan oleh berbagai benda yang bergetar. Contoh sederhana yang dapat kita jadikan contoh ialah bunyi yang dihasilkan oleh orang yang berjalan ketika ia mengenakan terompah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari bebunyian yang ada di sekitar kita. Baik itu bebunyian yang kita sadari atupun di luar kesadaran kita. Oleh sebab itu, Phytagoras yang merupakan salah satu filsuf Yunani kuno mengatakan bahwa sebenarnya kehidupan manusia berasal dari angka-angka, menandakan bahwa dalam kehidupan, manusia berkembang secara dinamis. Begitu juga musik, ia berkembang secara dinamis mengikuti angka-angka dinamika musik yang ada.
Sedari kecil manusia menangis dan menghasilkan musik tangisan seorang bayi. Air yang mendidih pun menyemburkan uap dan menghasilkan bunyi. Ibu ketika memotong bawang pun menghasilkan musik, bahkan orang yang berdzikir pun menghasilkan bebunyian yang memuji kepada Allah SWT.
Lalu jikalau begitu, Masihkah kita mengharamkan musik?
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar: