Breaking News

PEMIMPIN SEJATI

Suatu ketika saya pernah menghadiri sebuah acara konferensi di salah satu organisasi kepemudaan, sebuah momen untuk mengganti tampuk kepemimpinan sebuah organisasi. Ada yang menarik perhatian saya ketika sampai pada sidang pemilihan ketua. Semuanya tidak ada yang tertarik untuk maju sebagai ketua, bahkan semua ‘terkesan’ saling dorong satu sama lain untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua. Di akhir pemilihan tersebut, ketua terpilih menangis sejadi-jadinya menanyakan kepada para peserta apakah pantas dia menjadi pemimpin?, begitulah seterusnya hingga para peserta yakin bahwa dialah pemimpin yang pantas untuk memimpin mereka. Sungguh fenomena yang langkah.

Jauh berbeda apabila kita melihat fenomena kepemimpinan saat ini. Satu sama lain saling berebut untuk menjadi pemimpin. Mereka meyakinkan yang lain bahwa dirinya yang lebih pantas untuk memimpin mereka. Dengan bermodalkan janji-janji manis dia rela untuk menjatuhkan lawan tandingnya. Di sinilah istilah ‘Homo Homini Lupus’ ala Thomas Hobbes dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kepemimpinan kita saat ini. Manusia pada tataran ini dikatakan sebagai serigala yang akan menerkam manusia yang dianggap mengganggu prosesi kepemimpinannya. Tak hanya lawan yang diterkamnya, manusia yang menjadi saudara dan sahabat karibnya pun tak lepas dari terkamannya.

Tentu sangat mengenaskan melihat kondisi kepemimpinan saat ini, terlebih lagi mereka yang duduk di kursi kepemimpinan seringkali ‘dipaksa lupa’ oleh janji-janji yang mereka ucapkan sendiri, bahkan hanyut terbawa arus negatif kemerlapnya dunia.

Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting di dalam masyarakat, bahkan kepemimpinan mendapatkan perhatian dalam agama Islam. Pemimpinlah yang akan menuntun kita untuk menghadapi persoalan yang sangat kompleks.

Dengan melihat berbagai persoalan yang ada, memimpin bukanlah persoalan yang mudah. Butuh rencana, strategi bahkan perhitungan yang matang agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan semaksimal mungkin. Di sinilah kita butuh sosok pemimpin yang mumpuni, sosok pemimpin yang tidak mudah mengumbar janji hanya untuk memuluskan kepemimpinannya.

Pemimpin sejati akan selalu terdepan mengorbankan diri untuk orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin sejati akan selalu terbayang dengan dimensi eskatologisnya, sehingga tak jarang bila seorang pemimpin meneteskan air mata mengingat beban yang ditanggungnya.

Apakah kita tidak cukup merasakan bagaimana kondisi kita dipimpin oleh orang-orang yang tidak serius menjadi pemimpin? Wallahu a’lam.

Surabaya, 23 Maret 2017

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.